🦓 Jurnal Daun Kelor Untuk Asi

DaunKelor pada konsentrasi 10%, 20 %, dan 40% dapat meningkatkan produksi ASI pada mencit. Rebusan Daun Kelor dengan konsentrasi 40% menunjukkan efek yang optimal. Kata Kunci : Daun Kelor, Produksi ASI, Mencit PENDAHULUAN Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan DiIndonesia terdapat banyak tanaman yang dapat melancarkan ASI, diantaranya daun katuk, daun kelor, buah papaya muda, bangun-bangun, dan klabet. Potensi Tanaman Lokal sebagai Galaktagogue Herbal untuk Meningkatkan Produksi ASI.Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 Hal : 104 - 112. Sejakjaman dahulu tanaman kelor sudah ada, tanaman ini menyimpan segudang manfaat, salah satunya dapat meningkatkan produksi ASI bagi ibu yang baru melahirkan, kelor mengandung Fe 5,49 mg/100g dan juga fito-sterol yakni sitosterol 1,15%/100 g dan stigmasterol 1,52%/100 g yang dapat merangsang peningkatan produksi ASI. Daunkelor termasuk makanan penambah ASI atau ASI booster alami. Ibu menyusi yang ingin melancarkan ASI secara alami bisa makan daun kelor. Tak hanya meningkatkan produksi ASI, daun kelor juga bisa menjaga kualitas ASI. Seperti diketahui, mencukupi kebutuhan ASI si kecil penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel otak bayi. Intisari— Kelor merupakan tanaman herbal yang bermanfaat bagi kesehatan. Cara konsumsinya kebanyakan dengan diseduh setelah sebelumnya daun kelor dikeringkan dan diolah menjadi serbuk. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas crusher daun kelor menjadi serbuk dengan mengaplikasikan teknologi elektronika. . Melalui Instruksi Gubernur No. 10 Tahun 2019 tentang Konsumsi Kelor, maka seluruh masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur diharuskan untuk setiap keluarga menanam pohon kelor dan memanfaatkan daun kelor serta diwajibkan untuk setiap ibu hamil dan ibu menyusui mengkonsumsi daun kelor dalam rangka mempersiapkan generasi Sumber Daya Manusia SDM yang sehat dan berkualitas. Tujuan untuk meneliti pemberian daun kelor terhadap produksi ASI. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case control. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak kelompok kasus 16 orang dan kelompok control 16 orang. Data dikumpulkan dengan kuisioner dengan menggunakan angket kemudian dianalisis menggunakan analisis univariabel dan bivariabel. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 32 responden ibu menyusui di suku Timor yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok intervensi jumlah responden 16 ibu nifas dan kelompok kontrol 16 responden ibu nifas, mayoritas pada kelompok intervensi produksi ASI cukup yaitu 14 ibu dan pada kelompok kontrol 7 ibu. Produksi ASI kurang pada kelompok intervensi yaitu 2 ibu dan pada kelompok kontrol 9 ibu. Hasil uji statistik didapatkan bahwa p sig adalah 0,009 < 0,05, maka dapat disimpulkan ada pengaruh konsumsi kelor terhadap pengeluaran produksi ASI pada ibu nifas di Kelurahan Manutapen. This research is that influence the utilization of PIK-M by students of D III Midwifery Stikes Maranatha, based on the level of knowledge, attitude, motivation, source of information, facility, socialization and promotion, and SDM PIK-M. Suggestion increase the willingness of students to take advantage of PIK-M. Kata Kunci Konsumsi kelor, produksi ASI, ibu nifas, suku timor. Daftar Pustaka 15 buku, 8 jurnal 2009-2018 To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this publication. Nurul KamariyahKondisi psikologis ibu setelah melahirkan sering mengalami gangguan, yang akan berpengaruh pada produksi ASI. Masalah ini bisa terjadi karena adanya masa transisi menjadi orang tua, kecemasan saat post partum yang dirasakan dapat menjadi salah satu faktor mempengaruhi produksi ASI. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara kondisi psikologis ibu dengan kelancaran produksi ASI di BPS ASKI Pakis Sido Kumpul Surabaya. Desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebesar 19 orang, teknik sampling adalah sampel random sampling, dan besar sampel sebesar 18 responden. Alat pengumpulan data dengan kuisioner bentuk chek list dan lembar observasi. Variabel independen kondisi psikologis ibu dan variabel independen kelancaran produksi ASI. Data dianalisis menggunnakan uji statistik chi-square. Dengan tingkat kemaknaan α = <0,005. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar 61,1% ibu mengalami gangguan psikologis dan sebagian besar 72,2% ketidaklancaran pada ASI. Hasil =0,001 artinya  <α =0,05 maka H0 ditolak yaitu ada hubungan antara kondisi psikologis ibu dengan kelancaran produksi ASI. Semakin baik kondisi psikologis ibu melahirkan semakin baik pula produksi Increased vegetable utilization and consumption are critical to alleviate world-wide incidence of nutritional deficiencies. Diets rich in micronutrients and antioxidants are strongly recommended to ameliorate the effects of HIV/AIDS. Our survey of over 120 species of tropical and subtropical edible plants for nutrient content, antioxidant activity AOA, and crop traits indicated that Moringa oleifera is one of the promising crops which could contribute to increased intake of micronutrients and antioxidants. Moringa have been included in the AVRDC Nutrition Seed Kit. Each kit includes different kinds of vegetable seeds for planting in home gardens to ensure good health and nutrition of household recipients. The Nutrition Kit is promoted and distributed by the AVRDC Regional Center for Africa to farmers, women groups, and extension people. Genetic variation, environmental factors, postharvest handling and different means of food preparation influence the nutritional and functional qualities of moringa. The highest nutrient values among four moringa species evaluated were measured on M. oleifera. AVRDC designed methods for high density planting and pruning enabled convenient and continuous harvests of young shoots for fresh market. We found that harvest season and leaf stage significantly influenced nutrient contents of moringa leaves. Higher protein, vitamin A and glucosinolates contents and AOA were obtained in hot-wet season; whereas, higher iron, vitamin C, and phenolic contents were found in cool-dry season. Variation among 10 M. oleifera accessions for nutrient contents were small and thus varietal selection should focus on horticulture traits. Mature leaves were more nutritious than young shoots and could be quickly dried with minimum nutrient loss; however, young shoots exhibited better eating quality and thus were better accepted for fresh market. Cooking increased availability of iron and enhanced aqueous AOA. The AOA was maintained after simulated digestion. Moringa leaf extracts exhibited anti-microbial activity including inhibition of the growth of Staphylococcus aureus strains isolated from food and animal intestines. Moringa added to fodder could be a potential bioceutical agent to substitute for antibiotics in livestock production. For human use, intervention with a diet containing 5% moringa powder was investigated using a rat model and compared to a 5% common cabbage diet, and a nutrient-sufficient diet without vegetable. The study implies the consumption of moringa enhances the immune response of nutrient Jed FaheyMoringa oleifera, or the horseradish tree, is a pan-tropical species that is known by such regional names as benzolive, drumstick tree, kelor, marango, mlonge, mulangay, nébéday, saijhan, and sajna. Over the past two decades, many reports have appeared in mainstream scientific journals describing its nutritional and medicinal properties. Its utility as a non-food product has also been extensively described, but will not be discussed herein, lumber, charcoal, fencing, water clarification, lubricating oil. As with many reports of the nutritional or medicinal value of a natural product, there are an alarming number of purveyors of "healthful" food who are now promoting M. oleifera as a panacea. While much of this recent enthusiasm indeed appears to be justified, it is critical to separate rigorous scientific evidence from anecdote. Those who charge a premium for products containing Moringa spp. must be held to a high standard. Those who promote the cultivation and use of Moringa spp. in regions where hope is in short supply must be provided with the best available evidence, so as not to raise false hopes and to encourage the most fruitful use of scarce research capital. It is the purpose of this series of brief reviews to a critically evaluate the published scientific evidence on M. oleifera, b highlight claims from the traditional and tribal medicinal lore and from non-peer reviewed sources that would benefit from further, rigorous scientific evaluation, and c suggest directions for future clinical research that could be carried out by local investigators in developing regions. This is the first of four planned papers on the nutritional, therapeutic, and prophylactic properties of Moringa oleifera. In this introductory paper, the scientific evidence for health effects are summarized in tabular format, and the strength of evidence is discussed in very general terms. A second paper will address a select few uses of Moringa in greater detail than they can be dealt with in the context of this paper. A third paper will probe the phytochemical components of Moringa in more depth. A fourth paper will lay out a number of suggested research projects that can be initiated at a very small scale and with very limited resources, in geographic regions which are suitable for Moringa cultivation and utilization. In advance of this fourth paper in the series, the author solicits suggestions and will gladly acknowledge contributions that are incorporated into the final manuscript. It is the intent and hope of the journal's editors that such a network of small-scale, locally executed investigations might be successfully woven into a greater fabric which will have enhanced scientific power over similar small studies conducted and reported in isolation. Such an approach will have the added benefit that statistically sound planning, peer review, and multi-center coordination brings to a scientific investigation. Evawany AritonangMany of trace mineras have function in bone’s former. The objective of this study is to analyze the effect of fortified instant noodle in lactating mother to baby growth that done in Bogor municipality. The nutrients in fortified instant noodle are zinc, iron calcium, iodium, vitamin A, D, E, B6, and B12. Design of study is double blind randomized controlled trial for 30 lactating mother LM as an intervention group and 30 LM as a control group. The instant noodle had given during 16 weeks. Data collected consist of family characteristic, mother’s education, body weight, body length, breast milk consumption, food consumption, and morbidity. The result showed that mother’s compliance of instant noodle consumption in intervention group is and for control group is In pre intervention, the Z score for body length/age BL/A for intervention group is while for control group is The breast milk consumption for intervention baby is ml/day in pre intervention and ml/day in post intervention; where as for control group is ml/day in pre intervention and ml/day in post intervention. The analysis of multiple linear regression showed that fortified instant noodle have positive effect to increase baby body length cm compared to control that, the other variables such as baby morbidity, fortified instant noodle consumption, and iron intake also have the positive effect to increase baby BreymannBettina von Seefried Michèle StahelCamillo CancliniTo study the transfer of parenteral iron sucrose into maternal milk in the postpartum period. Ten healthy lactating mothers with functional iron deficiency 2-3 days after delivery received 100 mg intravenous iron sucrose and were observed together with a control group n=5 without iron treatment during four days. Milk samples were taken before the treatment and every day afterwards. Mean milk iron levels at baseline were and mg/kg in the treatment and control group and decreased until the end of observation in both groups by mg/kg. No significant difference between the groups was found on any study day as well as in the mean change from baseline over all four days. We could not show transfer of iron-sucrose into maternal milk for the given dosage. Since parenteral iron sucrose is widely used in obstetrics, the results provide information about safety of parenteral iron sucrose in the lactation period. The findings are also in agreement with other reports on active biological mammary gland regulation of milk iron Seriati SitumorangUnited Nation Children’s Fund UNICEF menyatakan sebanyak kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia tiap tahunnya dapat dicegah dengan pemberian Air Susu Ibu ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Beberapa masalah yang sering timbul pada masa menyusui adalah sindrom ASI kurang. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh 2 hormon yaitu prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI dan oksitosin mempengarui proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin baik nutrisinya baik, ASI yang diproduksi juga banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi air rebusan daun katuk terhadap pengeluaran produksi ASI pada ibu nifas DI bpm Manurung Medan dengan metode quasi eksperiment dan desain kohort. Kelompok sampel intervensi mengkonsumsi rebusan daun katuk dan kelompok sampel kontrol masing-masing berjumlah 16 responden. Uji statistik yang diguankan adalah man whytney test. Hasil uji statistik didapatkan p sig adalah 0,009 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsumsi rebusan daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas. Diharapkan kepada ibu nifas, tenaga kesehatan dan masyarakat lebih maksimal mensosialisasikan dan memanfaatkan daun katuk sebagai solusi untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas untuk pencapaian ASI eksklusif demi generasi dengan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. The United Nation's Fund UNICEF states that as many as 30,000 infant deaths in Indonesia and 10 million deaths of children under five in the world each year can be prevented by providing breast milk exclusively for the first six months of a baby's life. Some problems that often arise during breastfeeding are less ASI syndrome. Breast milk production and expenditure is influenced by two hormones, namely prolactin affects the amount of ASI production and oxytocin affects the process of breastfeeding. Prolactin is related to maternal nutrition, the better the nutrients are good, the more milk produced. This study aimed to determine the effect of consumption of katuk leaf boiled water on the expenditure of breast milk production in postpartum mothers IN Manurung Medan bpm with the quasi experiment method and cohort design. The intervention sample group consuming katuk leaf decoction and control sample groups were 16 respondents respectively. The statistical test used is man why test. The statistical test results obtained p sig is < it can be concluded that there is an influence of katuk leaf decoction consumption on increased milk production in postpartum mothers. It is expected that postpartum mothers, health workers and the community will be more maximal socializing and utilizing katuk leaves as a solution to increase breastmilk production in postpartum mothers to achieve exclusive breastfeeding for generations with better quality human ajar keperawatan maternitasBobakBobak. 2017. Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta tanaman kelor Moringa olifeira untuk meningkatkan produksi ASI. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman IndustriN N KristinaS F SyahidKristina, N. N., & Syahid, S. F. 2014. Pemanfaatan tanaman kelor Moringa olifeira untuk meningkatkan produksi ASI. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, 203.Pengaruh variasi konsentrasi daun kelor Moringa oleifera terhadap hasil uji coba organoleptik dan kandungan vitamin A pada yoghurt susu sapi SkripsiMardianaMardiana. 2017. Pengaruh variasi konsentrasi daun kelor Moringa oleifera terhadap hasil uji coba organoleptik dan kandungan vitamin A pada yoghurt susu sapi Skripsi.Pengaruh pemberian ekstrak daun kelor terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu ASI pada ibu menyusui bayi 0-6 bulanNurmalasariNurmalasari. 2016. Pengaruh pemberian ekstrak daun kelor terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu ASI pada ibu menyusui bayi 0-6 bulan. Jurnal MKMI, 123.In vitro and in vivo antioxidant properties of different fractions of Moringa oleifera leavesA R VernaM VijayakumarC S MathelaC V RaoVerna, A. R., Vijayakumar, M., Mathela, C. S., & Rao, C. V. 2009. In vitro and in vivo antioxidant properties of different fractions of Moringa oleifera leaves. Food and Chemical Toxicology, 479, 2198-2201. PENGARUH KONSUMSI TEH DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI GROBOGAN 2020 Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia menjadikan anak terkurangi haknya untuk mendapatkan makanan bernutrisi tinggi bagi pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. Pemberian tindakan non farmakologi seperti teh daun kelor diharapkan mampu meningkatkan produksi ASI sehingga anak tetap mendapatkan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI di Kabupaten Grobogan. Metode more » ... tian ini berjenis quasi experimental study dengan menggunakan one group prepost test design pada 60 responden. Intervensi dilakukan selama 3 minggu untuk menilai produksi ASI antara Pre dan Post intervensi. Data dianalisa dengan menggunakan Uji Paired t-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ASI pada tahap pre-test sebanyak 152,00 meningkat menjadi 158,50 pada tahap post-test. Terdapat perbedaan jumlah ASI dengan p-value sebesar 0,002 dengan nilai korelasi sebesar 0,934. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada konsumsi teh daun kelor untuk produksi ASI. Kata Kunci Teh Daun Kelor, Produksi ASI doi fatcat6qtwem4gfbf4fmorunery6lz5q ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia menjadikan anak terkurangi haknya untuk mendapatkan makanan bernutrisi tinggi bagi pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. Pemberian tindakan non farmakologi seperti teh daun kelor diharapkan mampu meningkatkan produksi ASI sehingga anak tetap mendapatkan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI di Kabupaten Grobogan. Metode penelitian ini berjenis quasi experimental study dengan menggunakan one group prepost test design pada 60 responden. Intervensi dilakukan selama 3 minggu untuk menilai produksi ASI antara Pre dan Post intervensi. Data dianalisa dengan menggunakan Uji Paired t-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ASI pada tahap pre-test sebanyak 152,00 meningkat menjadi 158,50 pada tahap post-test. Terdapat perbedaan jumlah ASI dengan p-value sebesar 0,002 dengan nilai korelasi sebesar 0,934. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada konsumsi teh daun kelor untuk produksi ASI. Kata Kunci Teh Daun Kelor, Produksi ASI Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 268 CENDEKIA UTAMA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia Utama Kudus P-ISSN 2252-8865 E-ISSN 2598 – 4217 Vol 9, No. 3 – Oktober, 2020 Tersedia Online htpp// PENGARUH KONSUMSI TEH DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI GROBOGAN Nurulistyawan Tri Purnanto1, Laily Himawati2, Nur Ajizah3 1Prodi Keperawatan Universitas An Nuur 2Prodi DIII Kebidanan Universitas An Nuur 3Bidan Puskesmas Grobogan Kabupaten Grobogan ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia menjadikan anak terkurangi haknya untuk mendapatkan makanan bernutrisi tinggi bagi pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. Pemberian tindakan non farmakologi seperti teh daun kelor diharapkan mampu meningkatkan produksi ASI sehingga anak tetap mendapatkan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI di Kabupaten Grobogan. Metode penelitian ini berjenis quasi experimental study dengan menggunakan one group prepost test design pada 60 responden. Intervensi dilakukan selama 3 minggu untuk menilai produksi ASI antara Pre dan Post intervensi. Data dianalisa dengan menggunakan Uji Paired t-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ASI pada tahap pre-test sebanyak 152,00 meningkat menjadi 158,50 pada tahap post-test. Terdapat perbedaan jumlah ASI dengan p-value sebesar 0,002 dengan nilai korelasi sebesar 0,934. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada konsumsi teh daun kelor untuk produksi ASI. Kata Kunci Teh Daun Kelor, Produksi ASI ABSTRACT The low coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia lead to children less entitled to got exclusive nutritious food for their growth. This is due to the lack of breast milk production. Non-pharmacological treatmen such as Moringa tea is expected to be able to increase breast milk production. The aims of study was to determine the effect of Moringa tea consumption to increasing breast milk production in Grobogan Regency. This research method was using a quasi experimental study using one group prepost test design on 60 respondents. Intervention was carried out for 3 weeks to assess breast milk production between Pre and Post intervention. Data were analysis using Paired t-Test. The results showed that the average of breast milk pre-test was increasing to post-test. There was a difference in the amount of breast milk with p value of and a value of The conclusion of this study was a significant effect of Moringa tea consumption to increasing breast milk production. Keyword Moringa Tea, Breast Milk 269 LATAR BELAKANG Air Susu Ibu ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu yang wajib diberikan kepada bayi sejak dilahirkan sampai usia 6 bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain atau sering disebut dengan ASI eksklusif Kemenkes 2012. WHO juga merekomendasikan bahwa ASI eksklusif wajib diberikan sampai 6 bulan dan setelah itu dilanjutkan dengan MP-ASI Destyana dkk, 2018. Hal ini dikarenakan banyaknya kandungan zat gizi dan nutrisi yang terkandung dalam ASI sehingga mampu untuk meningkatkan kesehatan anak. Sayangnya, angka pemberian ASI belum sesuai dengan yang ditargetkan. Data menunjukkan, di Indonesia cakupan pemberian ASI tahun 2015 hanya 30,2% sedangkan pada tahun 2017 naik menjadi 35% Kemenkes RI, 2015; Riskesdas, 2013. Angka tersebut masih jauh di bawah rekomendasi WHO yaitu sebesar 50% Indriyani, 2018. Artinya masih banyak bayi usia 0 – 6 bulan yang kehilangan haknya untuk mendapatkan ASI sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhannya. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena adanya penurunan produksi ASI pada ibu Destyana dkk, 2018. Penurunan produksi ASI ini dapat disebabkan karena kondisi stres ibu, lelah bekerja, kondisi kesehatan, produksi tidak lancar maupun psikologis ibu sendiri Bobak et al. 2010. Padahal normalnya ASI akan melimpah produksinya setelah bayi berusia 5 minggu Monika, 2014. Beranjak dari permasalahan tersebut, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperlancar ASI diantaranya melalui tidnakan non farmakologi seperti konsumsi daun kelor. Kelor merupakan tanaman perdu yang tumbuh diarea pekarangan namun mempunya khasiat sebagai pelancar ASI Kurniasih, 2013. Ekstrak teh daun kelor merupakan bentuk produksi daun kelor yang lebih mudah untuk diminum, praktis, namun tetap memiliki khasiat tinggi sebagai pelancar produksi ASI. Melalui rutin konsumsi teh daun kelor, diharapkan ibu akan mampu untuk meningkatkan produksi ASI, sehingga secara tidak langsung bayi juga akan terpenuhi nutrisinya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh konsumsi teh daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI di Kabupaten Grobogan METODE PENELITIAN Penelitian ini berjenis quasi experimental study dengan menggunakan one group prepost test design Notoatmodjo, 2010; Arikunto, 2010. Sampel penelitian ini adalah 60 responden yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling melalui kriteria inklusi dan eks-klusi Sugiyono, 2010. Tahap Intervensi dilakukan selama 3 minggu dengan memberikan teh daun kelor kepada responden untuk dikonsumsi. Penelitian ini dinilai dengan membandingkan jumlah produksi ASI antara Pre dan Post intervensi. Data dianalisa dengan menggunakan Uji Paired t-Test Notoatmodjo, 2010; Arikunto, 2010. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 1 Hasil Analisa Paired t-Test Jumlah ASI Pre Test - Jumlah ASI Post Test 270 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang tinggi pada jumlah ASI antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan p-value sebesar 0,002 dengan nilai korelasi sebesar 0,934. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi ASI pada tahap post test memiliki nilai mean lebih besar besar dari pada tahap pre test yaitu selisih 6,50. Hal ini dapat diartikan bahwa konsumsi daun kelor telah terbukti mampu untuk meningkatkan jumlah produksi ASI pada ibu menyusui. Peningkatan ini juga didukung dengan adanya nilai p-value sebesar 0,002 dengan tingkat keeratan signifikansi sebesar 0,934 yang berarti memiliki pengaruh yang sangat kuat. Artinya, konsumsi daun kelor secara rutin selama 3 minggu sesuai dengan intervensi terbukti mampu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Ditinjau dari segi teori, daun kelor memang memiliki kandungan senyawa Fitosterol yang berfungsi untuk meningkatkan dan melancarkan produksi ASI efek laktogogum Kurniasih. 2013. Selain Fitoserol, pada daun kelor juga mengandung Fe 5,49 mg/100gr dan juga sitosterol 1,15%/100gr dan stigmasterol 1,52%/100gr, dimana zat-zat tersebut mampu untuk merangsang peningkatan produksi ASI Nurcahyati, 2014. Jadi dengan mengkonsumsi teh daun kelor secara rutin setiap hari berarti secara tidak langsung pada ibu menyusui memiliki senyawa fitosterol yang cukup sehingga berdampak pada peningkatan dan kelancaran ASI selama menyusui Luthfiyah, 2012. Selain dari faktor daun kelor, ada ada beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi produksi ASI diantaranya adalah kondisi stres ibu, lelah bekerja, kondisi kesehatan, produksi tidak lancar maupun psikologis ibu sendiri Bobak et al. 2010. Analisa karakteristik hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu mayoritas bekerja di rumah sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 28 46,7% responden yang artinya tingkat kelelahan ibu selama di rumah juga dapat dikendalikan oleh responden. Ditinjau dari segi kesehatan dan kelancaran ASI, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden saat ini menyusui pada anak ke-2 persalinan ke-2 yaitu sebanyak 24 40,0% responden dengan frekuensi menyusui perhari lebih dari 8 kali sebanyak 36 60,0% responden. Artinya ibu telah berpengalaman dalam menyusui sehingga dimungkinkan payudara telah terbiasa untuk memproduksi ASI untuk kebutuhan sebenarnya kebutuhan ibu akan bahan baku ASI sangat dibutuhkan, dan salah satu alternatif untuk menambah bahan baku produksi ASI adalah dengan konsumsi teh daun kelor Nurcahyati, 2014. Keterbatasan Pandemi Covid-19 menjadikan peneliti harus melakukan pengambilan data dari rumah ke rumah disetiap responden dengan tetap mematuhi Protokol Kesehatan. Hal ini menjadikan waktu lebih lama dalam pengumpulan data untuk tetap menjaga kesehatan dan pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini juga tidak mengontrol faktor makanan yang dikonsumsi ibu selama intervensi. Hal ini menjadikan hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi dengan asumsi hanya dengan mengkonsumsi daun kelor mampu untuk meningkatkan produksi ASI mengingat faktor makanan seperti kacang-kacangan juga mampu meningkatkan produktifitas ASI pada ibu menyusui. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Direktorat Riset Dan Pengabdian Masyarakat DRPM KemristekDIKTI 2. LLDIKTI VI Jawa Tengah 271 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat kenaikan rata-rata produksi ASI antara pre-test dan post yaitu sebesar 152,00 menjadi 158,50; 2. Terdapat pengaruh yang signifikan pada produksi ASI setelah intervensi dengan p-value sebesar 0,002 dan nilai korelasi sebesar 0,934 Saran Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi daun kelor mampu meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu, Ibu diharapkan untuk mampu memanfaatkan daun kelor sebagai sumber bahan peningkat ASI karena murah, mudah didapat, serta mudah ditanam namun memiliki manfaat yang sangat besar. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut melalui experimen study dengan cara mengontrol faktor lain yang mampu meningkatkan produksi ASI seperti pola dan menu yang dimakan ibu mengingat ada banyak faktor yang mampu meningkatkan produksi ASI dari segi makanan yang dikonsumsi Ibu selama menyusui. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta Jakarta Bobak, Lowdermilk & Jensen. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas IV. EGC Jakarta. Destyana dkk. 2018. Hubungan Peran Keluarga dan Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian ASI di Desa Tanah Merah Kabupaten Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition. eSSN. 2355-3987 Indriyani Astuti, 2018. Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Hanya 35%. Media Indonesia. Evailable source Kemenkes. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Kemenkes RI Jakarta Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Kementerian Kesehatan RI Jakarta. Kurniasih. 2013. Khasiat Dan Manfaat Daun Kelor Untuk Penyembuhan Berbagai Penyakit. Pustaka baru Press Yogyakarta Luthfiyah, F. 2012. Potensi Gizi Daun Kelor Moringa Oleifera. Volume 6. Media Bina Ilmiah Nusa Tenggara Barat. Monika, 2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Noura Books Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta Jakarta. Nurcahyati, E. 2014. Khasiat Dahsyat Daun Kelor. Jendela Sehat Jakarta. Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Ed 3. Salemba Medika Jakarta. Riskesdas. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Jakarta. Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. CV Alvabeta Bandung ResearchGate has not been able to resolve any citations for this merupakan satu-satunya makanan terbaik yang ideal dan paling sempurna untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selama proses tumbuh kembang pada 6 bulan pertama kehidupannya. Namun cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, hal ini disebabkan oleh faktor internal usia, pengetahuan, pendidikan, sikap atau perilaku, dan kondisi kesehatan ibu dan faktor eksternal peran keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran keluarga dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif terhadap pemberian ASI eksklusif di Desa Tanah Merah, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang tahun 2017. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 93 responden yang diambil secara total sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif masih rendah 29%, sebagian besar responden memiliki peran keluarga yang “kurang baik” 45,57% tetapi berpengetahuan “baik” 62,31%. Penelitian menemukan hubungan bermakna antara peran keluarga dengan pamberian ASI eksklusif tetapi skor pengetahuan ibu tidak berhubungan secara signifikan dengan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga perlu ditingkatkan lagi agar ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif sehingga bayi mendapat asupan gizi yang adekuat terutama bayi yang tinggal di pedesaan. Kata kunci peran keluarga; pengetahuan ibu; pemberian ASI eksklusif Abstract Breast milk is the only ideal and the most perfect food to meet the nutritional needs of infants during the growth process in the first 6 months of life. However, the coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia is still low due to internal factors age, knowledge, education, attitude/behavior, and maternal health condition and external factors family roles. This research aimed to know the relation of family role and mother knowledge on exclusive breastfeeding EB to EB practices in Tanah Merah Village, East Sepatan Sub-district, Tangerang Regency in 2017. This cross-sectional study involved 93 respondents taken by total sampling. The statistical test used was chi-square test. The results showed that the percentage of EB in Tanah Merah Village is still low 29%, most of the respondents have unfavorable family role but have good knowledge on EB This study found a significant association between family role and exclusive breastfeeding, but the score of mother's knowledge does not correlate significantly with exclusive breastfeeding. Family role in encouraging the mother to breastfeed exclusively should be strengthened in order to ensure adequate nutritional intake for the infants, particularly those who live in rural area. Keywords family role; mother's knowledge; exclusive breastfeedingProsedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktekSuharsini ArikuntoArikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta Jakarta Bobak, Lowdermilk & Jensen. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas IV. EGC ASI Eksklusif di Indonesia Hanya 35%. Media IndonesiaIndriyani AstutiIndriyani Astuti, 2018. Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Hanya 35%. Media Indonesia. Evailable source Pemerintah Republik Indonesia No 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Kemenkes RI Jakarta Kementerian Kesehatan RIKemenkesKemenkes. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Kemenkes RI Jakarta Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Kementerian Kesehatan RI Dan Manfaat Daun Kelor Untuk Penyembuhan Berbagai PenyakitKurniasihKurniasih. 2013. Khasiat Dan Manfaat Daun Kelor Untuk Penyembuhan Berbagai Penyakit. Pustaka baru Press YogyakartaPotensi Gizi Daun Kelor Moringa OleiferaF LuthfiyahLuthfiyah, F. 2012. Potensi Gizi Daun Kelor Moringa Oleifera. Volume 6. Media Bina Ilmiah Nusa Tenggara Pintar ASI dan MenyusuiF B MonikaMonika, 2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Noura Books Dahsyat Daun KelorE NurcahyatiNurcahyati, E. 2014. Khasiat Dahsyat Daun Kelor. Jendela Sehat Jakarta. Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Ed 3. Salemba Medika Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI JakartaRiskesdasRiskesdas. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Untuk Penelitian. CV Alvabeta BandungSugiyonoSugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. CV Alvabeta Bandung

jurnal daun kelor untuk asi